Alasan FPI Minta Film Soekarno Dihentikan
GenerasiHARAPAN - Kisruh film ‘Soekarno: Indonesia Merdeka’ membuat Front Pembela Islam (FPI) “turun tangan”. Delegasi FPI DPD DKI Jakar...
http://generasisuper1990.blogspot.com/2013/12/alasan-fpi-minta-film-soekarno.html
GenerasiHARAPAN - Kisruh film ‘Soekarno: Indonesia Merdeka’ membuat Front Pembela Islam (FPI) “turun tangan”. Delegasi FPI DPD DKI Jakarta di bawah pimpinan Habib Selon mendatangi kantor Lembaga Sensor Film (LSF) di MT Haryono Jakarta untuk menyampaikan keberatan atas film tersebut. FPI juga meminta film yang kini masih ditayangkan di bioskop itu agar dihentikan.
Habib Selon menyatakan, FPI menerima laporan dari masyarakat yang merasakan ada perbedaan dalam Islam di film tersebut.
"Kami dapat laporan dari masyarakat yang menonton film Soekarno, ada pandangan masyarakat dan umat Islam yang berbeda, seolah-olah film tersebut menolak poligami dan agak liberal. Kami tolak agar disensor yang benar," ujarnya saat ditemui di Gedung Film MT Haryono, Jakarta Selasa (17/12).
Beberapa adegan menurut FPI seolah-olah telah berbeda pandangan dengan Islam. Padahal, Soekarno merupakan sosok yang religius karena berjuang dengan para alim ulama untuk merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan Jepang. Namun, kesan religius Soekarno dianggap FPI tidak muncul di film ini.
Setelah bertemu dengan LSF, mereka meminta agar film Soekarno yang telah tayang selama enam hari dihentikan terlebih dahulu. "Sampai ada yang benar dan tidak merusak moral," katanya.
Namun, jika bioskop masih menayangkan film produksi Multivision Plus Pictures itu, FPI tak segan-segan untuk melakukan sweeping agar film tersebut dihentikan.
"Aspirasi umat Islam dan FPI diterima, kita akan tunggu, kalau mau masih ditayangkan akan kita sweeping bioskop, dalam jangka minggu ini akan ditunggu keputusan LSF seperti apa," lanjutnya.
Sebelumnya, Guruh Soekarnoputra dan Sukmawati Soekarnoputri tidak berkenan dengan Ario Bayu ketika memerankan ayahnya. Mereka juga memiliki beberapa catatan atas film tersebut. Selain itu, film ini juga mendapatkan kritik dari peneliti LIPI.